City Kembali Jadi Raja Inggris
Akhirnya, dominasi Manchester City di era modern sepak bola Inggris berlanjut.
The Citizens memastikan gelar Premier League 2025/26 setelah menghancurkan Wolverhampton Wanderers dengan skor 4–1 di Etihad Stadium.
Dengan kemenangan ini, City menutup musim dengan 81 poin, unggul tiga angka dari Arsenal dan lima poin dari Liverpool — mengamankan gelar keempat beruntun di bawah asuhan Pep Guardiola.
Stadion Etihad berubah menjadi lautan biru, penuh sorakan dan nyanyian “Champions Again!” saat peluit akhir berbunyi.
Babak Pertama: City Tampil Seperti Juara
Manchester City memulai laga penentuan ini dengan penuh keyakinan.
Guardiola menurunkan formasi ofensif 4-2-3-1, menempatkan Phil Foden, Kevin De Bruyne, dan Bernardo Silva di belakang Erling Haaland.
Sejak menit pertama, Wolves dibuat kesulitan keluar dari tekanan.
Gol pertama datang di menit ke-12.
Erling Haaland membuka pesta dengan tandukan keras setelah menerima umpan silang dari De Bruyne.
Itu adalah gol ke-37 sang striker asal Norwegia di Premier League musim ini — sekaligus memastikan rekor baru yang belum tersentuh pemain mana pun.
City terus menyerang tanpa ampun.
Menit ke-28, Phil Foden menambah keunggulan lewat tendangan kaki kiri yang membentur tiang sebelum masuk ke gawang.
Wolves hanya bisa bertahan, dan kiper José Sá dipaksa melakukan empat penyelamatan gemilang untuk menahan gempuran City.
Menjelang babak pertama berakhir, Haaland kembali mencetak gol keduanya malam itu.
Melalui skema bola mati, De Bruyne mengirim umpan lambung akurat, dan Haaland menyambutnya dengan tendangan voli keras.
City menutup babak pertama dengan skor 3–0, dan suasana stadion sudah terasa seperti pesta juara.
Babak Kedua: City Menutup dengan Gaya
Meski sudah unggul jauh, City tidak menurunkan intensitas permainan.
Rodri dan Bernardo Silva terus mengontrol ritme di lini tengah, sementara Foden dan Jack Grealish menekan dari sisi sayap.
Menit ke-63, Bernardo Silva menambah gol keempat setelah kerja sama apik dengan Grealish.
Ia menusuk ke kotak penalti dan melepaskan tembakan melengkung ke pojok atas gawang — gol yang membuat Etihad bergemuruh.
Wolves hanya mampu memperkecil kedudukan melalui Pedro Neto di menit ke-78 setelah memanfaatkan kesalahan koordinasi pertahanan City.
Namun skor akhir 4–1 sudah cukup untuk memastikan pesta juara di kandang sendiri.
Erling Haaland: Mesin Gol yang Tak Ada Lawan
Dengan dua gol malam ini, Haaland menutup musim dengan 38 gol di Premier League — rekor baru sepanjang masa.
Produktivitasnya yang luar biasa membuatnya dinobatkan sebagai Top Skor Premier League 2025/26, jauh di atas pesaing terdekatnya, Darwin Núñez (23 gol) dan Saka (21 gol).
“Saya datang ke sini untuk memenangkan segalanya. Empat gelar beruntun bukan hal mudah, tapi kami melakukannya sebagai keluarga,” ujar Haaland.
“City bukan hanya tim — ini adalah mesin kemenangan.”
Pep Guardiola memujinya dengan nada penuh bangga:
“Dia fenomena. Tapi yang membuat saya lebih bangga adalah etos kerjanya. Ia ingin terus berkembang, meski sudah mencetak sejarah.”
Phil Foden dan De Bruyne: Otak di Balik Keberhasilan
Selain Haaland, Phil Foden dan Kevin De Bruyne memainkan peran vital dalam kemenangan ini.
Foden menutup musim dengan 16 gol dan 11 assist di liga — statistik terbaik dalam kariernya.
Sementara De Bruyne, dengan dua assist tambahan malam ini, mencatat total 18 assist sepanjang musim, kembali menjadi pemain paling kreatif di Premier League.
“Kami bermain dengan semangat yang sama sejak awal musim,” ujar De Bruyne.
“Kami tahu bahwa satu kesalahan bisa mengubah segalanya. Tapi kami tak pernah kehilangan fokus.”
Statistik Pertandingan
Statistik | Manchester City | Wolves |
---|---|---|
Penguasaan Bola | 73% | 27% |
Tembakan ke Gawang | 12 | 3 |
Peluang Besar | 7 | 1 |
Gol | 4 | 1 |
Akurasi Umpan | 93% | 79% |
Angka ini menggambarkan dominasi absolut City — penguasaan bola, peluang, dan efisiensi penyelesaian semua mengarah ke satu hal: keunggulan tak terbantahkan.
Atmosfer Pesta Juara di Etihad
Begitu peluit akhir berbunyi, para pemain City langsung berhamburan ke tengah lapangan.
Guardiola berpelukan dengan staf pelatih dan para pemain, sementara fans memenuhi tribun dengan lagu “Blue Moon” yang menggema di seluruh stadion.
Trofi Premier League diserahkan oleh perwakilan FA, dan Haaland mengangkatnya tinggi di udara disambut kembang api biru yang menerangi langit Manchester.
Momen paling emosional terjadi saat Pep Guardiola menyalami satu per satu pemain, lalu mengangkat trofi bersama Foden dan De Bruyne — simbol kesinambungan antara generasi emas dan masa depan klub.
Rekor-Rekor yang Tercipta
Musim 2025/26 menjadi salah satu musim paling bersejarah dalam era Premier League:
- City meraih gelar ke-4 beruntun, pertama kalinya dalam sejarah kompetisi.
- Haaland mencetak 38 gol, memecahkan rekor miliknya sendiri (36 gol).
- City mencatat 29 kemenangan, hanya kalah dua kali sepanjang musim.
- Pep Guardiola menjadi manajer tersukses dengan total 7 gelar Premier League.
Prestasi ini menegaskan dominasi City sebagai kekuatan tak tergoyahkan di sepak bola Inggris.
Dampak di Klasemen Akhir
- 🏆 Manchester City – 81 poin
- Arsenal – 78 poin
- Liverpool – 76 poin
- Manchester United – 66 poin
- Tottenham Hotspur – 59 poin
Dengan hasil ini, City kembali memastikan tempat di Liga Champions 2026/27, bersama Arsenal, Liverpool, dan Manchester United.
Guardiola pun menegaskan tekadnya untuk terus memperkuat tim:
“Kami tidak akan berhenti di sini. Musim depan, kami ingin lebih kuat.”
Kesimpulan
Kemenangan 4–1 atas Wolves menutup musim sempurna bagi Manchester City, yang kembali menulis sejarah dengan meraih empat gelar Premier League beruntun.
Dengan kombinasi ketajaman Haaland, kreativitas De Bruyne, dan kecerdikan Pep Guardiola, The Citizens membuktikan diri sebagai tim terbaik di dunia.
Bagi rival mereka, musim ini menjadi pengingat — untuk menyaingi City, bukan hanya butuh pemain hebat, tapi juga konsistensi luar biasa.
Manchester City bukan sekadar juara.
Mereka adalah simbol era dominasi sepak bola modern — era biru langit yang belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. 💙🏆